Al-ilmu nuurun. Ilmu itu bagaikan
cahaya. Manfaat ilmu pengetahuan bagi manusia dalam mengarungi samudra
kehidupan adalah bagikan cahaya yang membebaskan manusia dari kegelapan.
Sedemikian besar kedudukan ilmu ini bagi keselamatan dan kesjahteraan manusia, hingga
Allah Swt. Mendahulukan perintah menuntut ilmu ini sebelum perintah-perintah
yang lainnya. (QS. Al-‘Alaq [96] : 1-5 )
Al-qur’an menggunakan dua kata yang
berbeda untuk melukiskan cahaya matahari dan rembulan: dhiua’un untuk matahari,
dan nuurun untuk rembulan (QS.Yunus[10]: 5) . hal ini sesuai dengan perbedaan
karakter alami dari keduanya. Matahari bersinar karena ia menghasilkan sinarnya
sendiri. Sedangkan rembulan bercahaya karena ia hanya memantulkan sinar yang
sampai kepadanya.
Oleh karena itu, al-ilmu nuurun
sesungguhnya kan lebih tepat jika diartikan ilmu itu bagaikan cahaya rembulan.
Jika merujuk pada karakter cahaya rembulan yang berbeda dengan cahaya matahari,
maka menurut R. Fathoni, akan kita dapati paling tidak ada dua hal yang bisa
dijadikan nasihat bagi orang yang berilmu.
Pertama, orang berilmu harus
menyebarkan ilmunya kepada orang lain. Manfaat cahaya rembulan tidak akan
pernah bisa dirasakan oleh penduduk bumi jika rembulan tidak memantulkan sinar
matahri yang sampai kepadanya. Ilmu pengetahuan tidak akan bisa dirasakan oleh
umat manusia jika orang yang memilikinya tidak mau menyampaikannya kepada orang
lain . keharusan menyampaikan ilmu ini bukan hanya untuk kepentingan manusia
yang lin, tetapi justru yang lebih utama adalah untuk kepentikan pribadi orang
yang berilmu tersebut.
Jika rembulan tidak memantulkan sinar
matahari yang sampai kepadanya, maka energy sinar itu akan terakumulasi di
dalam dirinya. Dan, kelak suatu saat, ia akan hancur luluh karena tidak kuat
menahan akumulasi energy itu sendiri. Karena itu, demi kemaslahatan diri dan
orang lain, orang berilmu harus menyebarkan ilmunya kepada orang lain.
Kedua, orang berilmu yang telah
menunaikan kewajibannya, menyampaikan ilmunya kepada orang lain, dan tidak
boleh berlaku sombong. Seterang-terangnya cahaya rembulan dibulan purnama,
sesungguhnya cahaya yang tampak hanyalah pantulan dari matahari. Rembulan tidak
pernah menghasilkan cahayanya sendiri. Ia hanya bereda mengelilingi bumi dan
pada saat yang bersamaan dengan bumi, mengelilingi matahari.
Sepandai-pandainya orang yang tampak
berilmu di mata manusia, sesungguhnya ia hanya sekedar memantulkan ilmu yang
datang kepadanya. Ia tidaklah memproduksi sendiri ilmu tersebut. Kiranya benar
bahwa manusia harus berikhtiar menuntut ilmu dan menyebarkan ilmunya,
sebagaimana bulan beredar mengelilingi bumi dan matahari. Tetapi, ikhtiar
manusia tidak serta merta linier dengan ilmu yang ia dapatkan.
Dua orang siswa yang memiliki tingkat
kecerdasan yang sama, dengan tingkat ketekunan belajar yang sama, tidak akan
menjamin bahwa keduanya akan memiliki tingkat pemahaman yang sama. Tingkat
pemahaman itu diluar kendali manusia. Ia adalah anugrah dari Allah Swt. Orang
berilmu paham betul hal ini. Dan, sungguh tidak pantas bagi dirinya untuk
menyombongkan diri atas ilmu yang ia peroleh dan ia sampaikan kepada orang
lain. Karena, seperti rembulan, sesungguhnya ia hanya memantulkan kepahaman
yang diberikan oleh Allah kepadanya.
Benar bahwa Allah menyuruh manusia
menghormati orang yang berilmu, sebagaimana Dia sendiri yang memuji dan
menghormati orang berilmu (QS. Al-Mujaadilah[58]: 11). Tetapi, perintah iini
berlaku bagi orang-orang yang mendapatkan manfaat dari orang-orang berilmu.
Sanjungan dari Allah ini tidak boleh dijadikan dalil untuk merasa lebih tinggi
dari manusia lain karena ilmu yang diberikan Allah kepada kita, lagi pula.
Bukanlah semua orang pastimemiliki ilmu yang tidak dimiliki oleh orang lain ?
petani, nelayan, penjahit, masinis, tukang batu, pengelola sampah, dan seterusnya
semua memiliki ilmunya masing-masing. Dengan ilmu dan keahlian itulah hidup
kita menjadi jauh lebih mudah.
Di era globalisasi ini, kita harus
menuntu ilmu sebaik mungkin. Karena, di era ini, ilmu sangat mendukung bafi
berlangsungnya hidup kita. Buktinya, saat ini, banyak orang diPHK yang
disebabkan selain perusahaan tersebut sudah hamper bangkrut, direktur mem-PHK
tidak akan sewenang-wenang. Pastilah ia akan mem-PHK pegawai yang tidak becus
menyelesaikan masalah. Karena itu, ilmu sangat diperlukan.
Sebuah Negara menjadi maju karena
rakyatnya selain makmur, juga dipengaruhi oleh ilmu. Seperti Brunei Darussalam,
meskipun wilayahnya kecil, ia masih punya ladang minyak tanah. Ladang ini
digunakan sebaik-baik mungkin untuk kesejahteraan warganya juga memerlukan
ilmu. Dengan wilayah sekecil itu, Brunei Darussalam bisa menjadi Negara maju.
Semua itu tentu tidak terlepas dari peran ilmu pengetahuan dan tekhnologi.
Ilmu bagaikan cahaya lilin yang
menerangi di saat gelap. Investasi untuk mencari ilmu sebenarnya bukan
pengeluaran, tetapi pemasukan yang nantinya bisa digunakan sebagai modal dalam
menjalani hidup. Karena itu, dengan adanya ilmu pengetahuan, berbagai masalah
dapat ditemukan solusinya. Untuk mendapatkan suatu ilmu, belajarlah kepada yang
terbaik. Karena, ia yang akan menunjukkan jalan yang cepat untuk sampai kepada
tempat tujuan kita, serta juga mengurangi resiko kegagalan. Nabi Saw. Pernah
bersabda, ‘’jika ingin mendapatkan dunia harus dengan ilmu, bila ingin
mendapatkan akhirat harus dengan ilmu, dan jika ingin mendapatkan keduanya
harus dengan ilmu juga’’.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar