Senin, 11 Januari 2016

Cahaya ilmu




Al-ilmu nuurun. Ilmu itu bagaikan cahaya. Manfaat ilmu pengetahuan bagi manusia dalam mengarungi samudra kehidupan adalah bagikan cahaya yang membebaskan manusia dari kegelapan. Sedemikian besar kedudukan ilmu ini bagi keselamatan dan kesjahteraan manusia, hingga Allah Swt. Mendahulukan perintah menuntut ilmu ini sebelum perintah-perintah yang lainnya. (QS. Al-‘Alaq [96] : 1-5 )

Al-qur’an menggunakan dua kata yang berbeda untuk melukiskan cahaya matahari dan rembulan: dhiua’un untuk matahari, dan nuurun untuk rembulan (QS.Yunus[10]: 5) . hal ini sesuai dengan perbedaan karakter alami dari keduanya. Matahari bersinar karena ia menghasilkan sinarnya sendiri. Sedangkan rembulan bercahaya karena ia hanya memantulkan sinar yang sampai kepadanya.

Oleh karena itu, al-ilmu nuurun sesungguhnya kan lebih tepat jika diartikan ilmu itu bagaikan cahaya rembulan. Jika merujuk pada karakter cahaya rembulan yang berbeda dengan cahaya matahari, maka menurut R. Fathoni, akan kita dapati paling tidak ada dua hal yang bisa dijadikan nasihat bagi orang yang berilmu.

Pertama, orang berilmu harus menyebarkan ilmunya kepada orang lain. Manfaat cahaya rembulan tidak akan pernah bisa dirasakan oleh penduduk bumi jika rembulan tidak memantulkan sinar matahri yang sampai kepadanya. Ilmu pengetahuan tidak akan bisa dirasakan oleh umat manusia jika orang yang memilikinya tidak mau menyampaikannya kepada orang lain . keharusan menyampaikan ilmu ini bukan hanya untuk kepentingan manusia yang lin, tetapi justru yang lebih utama adalah untuk kepentikan pribadi orang yang berilmu tersebut.

Jika rembulan tidak memantulkan sinar matahari yang sampai kepadanya, maka energy sinar itu akan terakumulasi di dalam dirinya. Dan, kelak suatu saat, ia akan hancur luluh karena tidak kuat menahan akumulasi energy itu sendiri. Karena itu, demi kemaslahatan diri dan orang lain, orang berilmu harus menyebarkan ilmunya kepada orang lain. 

Kedua, orang berilmu yang telah menunaikan kewajibannya, menyampaikan ilmunya kepada orang lain, dan tidak boleh berlaku sombong. Seterang-terangnya cahaya rembulan dibulan purnama, sesungguhnya cahaya yang tampak hanyalah pantulan dari matahari. Rembulan tidak pernah menghasilkan cahayanya sendiri. Ia hanya bereda mengelilingi bumi dan pada saat yang bersamaan dengan bumi, mengelilingi matahari.

Sepandai-pandainya orang yang tampak berilmu di mata manusia, sesungguhnya ia hanya sekedar memantulkan ilmu yang datang kepadanya. Ia tidaklah memproduksi sendiri ilmu tersebut. Kiranya benar bahwa manusia harus berikhtiar menuntut ilmu dan menyebarkan ilmunya, sebagaimana bulan beredar mengelilingi bumi dan matahari. Tetapi, ikhtiar manusia tidak serta merta linier dengan ilmu yang ia dapatkan.

Dua orang siswa yang memiliki tingkat kecerdasan yang sama, dengan tingkat ketekunan belajar yang sama, tidak akan menjamin bahwa keduanya akan memiliki tingkat pemahaman yang sama. Tingkat pemahaman itu diluar kendali manusia. Ia adalah anugrah dari Allah Swt. Orang berilmu paham betul hal ini. Dan, sungguh tidak pantas bagi dirinya untuk menyombongkan diri atas ilmu yang ia peroleh dan ia sampaikan kepada orang lain. Karena, seperti rembulan, sesungguhnya ia hanya memantulkan kepahaman yang diberikan oleh Allah kepadanya.

Benar bahwa Allah menyuruh manusia menghormati orang yang berilmu, sebagaimana Dia sendiri yang memuji dan menghormati orang berilmu (QS. Al-Mujaadilah[58]: 11). Tetapi, perintah iini berlaku bagi orang-orang yang mendapatkan manfaat dari orang-orang berilmu. Sanjungan dari Allah ini tidak boleh dijadikan dalil untuk merasa lebih tinggi dari manusia lain karena ilmu yang diberikan Allah kepada kita, lagi pula. Bukanlah semua orang pastimemiliki ilmu yang tidak dimiliki oleh orang lain ? petani, nelayan, penjahit, masinis, tukang batu, pengelola sampah, dan seterusnya semua memiliki ilmunya masing-masing. Dengan ilmu dan keahlian itulah hidup kita menjadi jauh lebih mudah.

Di era globalisasi ini, kita harus menuntu ilmu sebaik mungkin. Karena, di era ini, ilmu sangat mendukung bafi berlangsungnya hidup kita. Buktinya, saat ini, banyak orang diPHK yang disebabkan selain perusahaan tersebut sudah hamper bangkrut, direktur mem-PHK tidak akan sewenang-wenang. Pastilah ia akan mem-PHK pegawai yang tidak becus menyelesaikan masalah. Karena itu, ilmu sangat diperlukan.

Sebuah Negara menjadi maju karena rakyatnya selain makmur, juga dipengaruhi oleh ilmu. Seperti Brunei Darussalam, meskipun wilayahnya kecil, ia masih punya ladang minyak tanah. Ladang ini digunakan sebaik-baik mungkin untuk kesejahteraan warganya juga memerlukan ilmu. Dengan wilayah sekecil itu, Brunei Darussalam bisa menjadi Negara maju. Semua itu tentu tidak terlepas dari peran ilmu pengetahuan dan tekhnologi.

Ilmu bagaikan cahaya lilin yang menerangi di saat gelap. Investasi untuk mencari ilmu sebenarnya bukan pengeluaran, tetapi pemasukan yang nantinya bisa digunakan sebagai modal dalam menjalani hidup. Karena itu, dengan adanya ilmu pengetahuan, berbagai masalah dapat ditemukan solusinya. Untuk mendapatkan suatu ilmu, belajarlah kepada yang terbaik. Karena, ia yang akan menunjukkan jalan yang cepat untuk sampai kepada tempat tujuan kita, serta juga mengurangi resiko kegagalan. Nabi Saw. Pernah bersabda, ‘’jika ingin mendapatkan dunia harus dengan ilmu, bila ingin mendapatkan akhirat harus dengan ilmu, dan jika ingin mendapatkan keduanya harus dengan ilmu juga’’.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar