Assalamu'alaikum... sahabat sahabati...
Telah sampai kepada kita
sebuah kisah dari puluhan bahkan ratusan bahkan ribuan tahun yang lalu . ‘’ Tatkala
disebuah lembah bernama bakkah ‘’ .
Sepasang suami istri
berjalan ditengah keringnya tandus pasir dan cadas-cadas yang menemani mereka,
pada satu titik mereka berdua berjalan , sang istri kemudian menggendong
bayinya yang masih kemerahan dan makanannya tidak lain adalah susu dari pada
ibunya , lantas pada satu titik sang suami berjalan kearah utara dan kemudian
timbul sebuah pertanyaan dari sang istri, kemanakah kini suamiku pergi? . suami
itu pergi kearah utara dengan penuh sesak didada , dia memikirkan tentang suatu
saat dia benar-benar mendambakan, berdo’a kepada Allah untuk mendapatkan satu
pemanis dari pada kehidupan , buah dari pada hati , hasil dari percintaannya
dengan istrinya .
Setelah puluhan tahun Allah
memberinya seorang bayi laki-laki namun dia diantara dua pilihan , apakah
menaati Allah, apakah bersama keluarga yang sangat dicintainya ?
Ketika Selangkah demi
selangkah sang istri mengantarkan si.suami lebih jauh dari pada istrinya,
lantas sang istri mulai bertanya, memberanikan kemudian membuka lisannya dan
bertanya dengan sangat lembut,
‘’ Wahai Ibrahim kemanakah engkau akan pergi ? Ibrahim yang dimaksud tetap berjalan selangkah demi selangkah, kemudian diulangi pertanyaan yang sama ‘’ Wahai Ibrahim apakah engkau berkehendak meninggalkan kami disini ? terhenti langkah Ibrahim , kemudian dia melihat sedikit kebelakang didapatinya satu orang anak yang didamba-dambakan sejak puluhan tahun yang lalu, dan kemudian dipandangi erat istrinya , kemudian dia berbalik dan berjalan kembali kearah utara, Siti Hajar kemudian menyeru sekali lagi , Wahai Ibrahim apakah kami ditinggalkan , lalu siapa yang mengurus kami disini ?. Nabi Ibrahim berbalik tidak dapat menahan serasa didada , kemudian memegang erat kedua tangan istrinya, kemudian berkata : ‘’Ya’’ dan kemudian Hajar berkata kembali ‘’Wahai Ibrahim , Apakah ini adalah perintah Allah ? dan kemudian dijawab ‘’Ya’’ oleh Nabi Ibrahim. maka Siti Hajar mengucapkan kepada kita satu dari pada seruan iman yang sangat manis , dia berujar ‘ Wahai Ibrahim bila ini perintah Allah , maka tiada sekali-kali Allah akan menyia-nyiakan kita, Allah Maha Kaya , Allah Maha Memiliki Segala-gala-Nya
‘’ Wahai Ibrahim kemanakah engkau akan pergi ? Ibrahim yang dimaksud tetap berjalan selangkah demi selangkah, kemudian diulangi pertanyaan yang sama ‘’ Wahai Ibrahim apakah engkau berkehendak meninggalkan kami disini ? terhenti langkah Ibrahim , kemudian dia melihat sedikit kebelakang didapatinya satu orang anak yang didamba-dambakan sejak puluhan tahun yang lalu, dan kemudian dipandangi erat istrinya , kemudian dia berbalik dan berjalan kembali kearah utara, Siti Hajar kemudian menyeru sekali lagi , Wahai Ibrahim apakah kami ditinggalkan , lalu siapa yang mengurus kami disini ?. Nabi Ibrahim berbalik tidak dapat menahan serasa didada , kemudian memegang erat kedua tangan istrinya, kemudian berkata : ‘’Ya’’ dan kemudian Hajar berkata kembali ‘’Wahai Ibrahim , Apakah ini adalah perintah Allah ? dan kemudian dijawab ‘’Ya’’ oleh Nabi Ibrahim. maka Siti Hajar mengucapkan kepada kita satu dari pada seruan iman yang sangat manis , dia berujar ‘ Wahai Ibrahim bila ini perintah Allah , maka tiada sekali-kali Allah akan menyia-nyiakan kita, Allah Maha Kaya , Allah Maha Memiliki Segala-gala-Nya
Nabi Ibrahim dipersilahkan
pergi , Siti Hajar ditinggalkan disebuah lembah tandus nan kering tiada
seseorang menemani tiada pohon lagi tanaman maka dia tau pada suatu saat ketika
dia tetap bertahan disitu cepat atau lambat anaknya harus makan, anaknya harus
minum, maka dia mulai berfikir dengan sebuah naluri keibuan dia , maka dia
harus mencari air disana , maka diliatnya sebuah lembah bernama Shofa
didatanginya lembah itu kemudian dicarinya air dari tempat yang lebih tinggi
dan dia tidak mendapatkan air namun ketika dia menoleh kesana kemari dia
mendapatkan suatu titik ada kilatan air disana , dia lari menuju air itu
ternyata itu hanyalah fatamorgana , dia lanjutkan menuju kepada Marwah ,
kemudian diliatnya ditempat yang sama ,
dijalani lagi kemudian sampe keshafa lagi , 2 kali beliau berjalan , balik lalu
kemudian naik lalu kemudian balik lalu kemudian naik , 7 kali beliau berjalan
dan ternyata air itu ditemukan bukan dishafa bukan dimarwah , tapi dikaki Nabi
Ismail .
Seandainya , kita mari
merenung , seandainya Siti Hajar berhenti ketika kedua kali , ketika ketiga
kali, ketika keempat kali, ketika keenam kali , beliau berhenti mencari air?
tentu tidak ada kisah zamzam , tidak ada air yang kita minum dan kemudian kita
berdo’a dengannya , tidak ada ritual Sa’I tidak ada haji dan bahkan tidak ada
idul adha yang menjadi salah satu perayaan dari kaum mukmin
Siti Hajar mengajarkan
kepada kita ketekunan bukan sekali,
bukan dua, kali bukan tiga, kali bukan empat kali , bukan berapa kali tapi
sampai dia mendapatkan apa yang Allah perintahkan.
Ketika ini menyangkut masalah Allah , Allah tiada akan menyia-nyiakan hamba-Nya .
Ketika ini menyangkut masalah Allah , Allah tiada akan menyia-nyiakan hamba-Nya .
ketekunan dalam menetapi perintah Allah , ketekunan
dalam berkorban dalam agama Allah .
InsyaAllah itulah yang akan menghantarkan kesuksesan
sejati dunia dan akhirat .
Terima kasih ,
#Kembali mengingat cerita ‘’ Nabi Ibrahim . as &
Siti Hajar & Putranya Nabi Ismail . as ‘’
Wa’alaikum Salam .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar